Sejuta
Keajaiban Sedekah
|
وَالصَّلَاةُ نُورٌ،
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ
عَلَيْكَ
"Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu
sinar panas, sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi
penuntutmu." (HR. Muslim 223).
Sedekah disebut 'burhan' karena sedekah merupakan bukti
kejujuran iman seseorang. Artinya, sedekah dan pemurah identik dengan sifat
seorang mukmin, sebaliknya, kikir dan bakhil terhadap apa yang dimiliki identik
dengan sifat orang munafik. Untuk itulah, setelah Allah menceritakan sifat
orang munafik, Allah sambung dengan perintah agar orang yang beriman
memperbanyak sedekah. Di surat Al-Munafiqun, Allah berfirman,
وَأَنْفِقُوا مِنْ
مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ
رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ
الصَّالِحِينَ
Infakkanlah sebagian dari apa yang Aku berikan kepada kalian,
sebelum kematian mendatangi kalian, kemudian dia meng-iba: "Ya Rab, andai
Engkau menunda ajalku sedikit saja, agar aku bisa bersedekah dan aku menjadi
orang shaleh." (QS. Al-Munafiqun: 10).
Untuk itulah, seorang hamba hanya akan mendapatkan hakekat
kebaikan dengan bersedekah, memberikan apa yang dia cintai. Allah berfirman,
لَن تَنَالُواْ
الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ
"Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian
infakkan apa yang kalian cintai." (QS. Ali Imran: 92)
a. Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
صدقة السر تطفىء غضب
الرب
"Sedekah dengan rahasia bisa memadamkan murka Allah" (Shahih
At-Targhib, 888)
b. Dari Ka'b bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
والصدقة تطفىء
الخطيئة كما يطفىء الماء النار
Sedekah bisa memadamkan dosa, sebagaimana air bisa memadamkan
api. (Shahih At-Targhib, 866)
c. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفئ عن
أهلها حر القبور وإنما يستظل المؤمن يوم القيامة في ظل صدقته
"Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panas kubur bagi
pelakunya. Sungguh pada hari kiamat, seorang mukmin akan berlindung di bawah
naungan sedekahnya." (Silsilah
As-Shahihah, 3484).
Yazid – salah seorang perawi yang membawakan hadis ini –
menceritakan: 'Dulu si Martsad, setiap kali melakukan satu dosa di hari itu
maka dia akan bersedekah dengan apa yang dia miliki, meskipun hanya dengan
secuil kue atau bawang.' (As-Silsilah As-Shahihah, 872).
d. Dari Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
داووا مرضاكم
بالصدقة
"Obati orang sakit di antara kalian dengan sedekah."
(Shahih At-Targhib, 744).
Ibnu Syaqiq menceritakan, bahwa ada seseorang yang bertanya
kepada Ibnul Mubarak – guru Imam Bukhari -: 'Saya memiliki luka di lutut selama
tujuh tahun, sudah coba diobati dengan berbagai macam cara, sudah konsultasi
dokter dan tidak ada perubahan.' Ibnul Mubarak menyarankan, 'Buatlah sumur di
daerah yang membutuhkan air. Saya berharap akan menghasilkan sumber air dan
menyumbat darah yang keluar.' Diapun melakukannya dan sembuh. (Shahih
At-Targhib)
e. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ
يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا:
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ
مُمْسِكًا تَلَفًا
"Setiap datang waktu pagi, ada dua malaikat yang turun dan
keduanya berdoa. Malaikat pertama memohon kepada Allah, 'Ya Allah, berikanlah
ganti bagi orang yang memberi nafkah', sementara malaikat satunya berdoa, 'Ya
Allah, berikan kehancuran bagi orang yang pelit.' (HR. Bukhari & Muslim).
f. Dari Al-Harits Al-Asy'ari radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang wasiat
Nabi Yahya kepada bani israil. Salah satu isi wasiat itu, Nabi Yahya
mengatakan,
وآمركم بالصدقة ومثل
ذلك كمثل رجل أسره العدو فأوثقوا يده إلى عنقه وقربوه ليضربوا عنقه فجعل يقول هل
لكم أن أفدي نفسي منكم وجعل يعطي القليل والكثير حتى فدى نفسه
Aku perintahkan kalian untuk banyak sedekah. Perumpamaan sedekah
seperti orang orang yang ditawan oleh musuhnya dan tangannya diikat di
lehernya. Ketika mereka hendak dipenggal kepalanya, dia bertanya: 'Bolehkah aku
tebus diriku sehingga tidak kalian bunuh.' Kemudian dia memberikan yang
dimiliki, sedikit atau banya, sampai dia berhasil menebus dirinya. (Shahih
At-Targhib, 877).
Betapa luar biasanya pengaruh sedekah. Setiap dosa dan kesalahan
yang dilakukan manusia merupakan ancaman baginya. Tumpukan dosa itu cepat atau
lambat akan membinasakannya. Namun dia bisa selamat dari ancaman ini dengan
memperbanyak sedekah, sampai dia bisa bebas dari neraka.
g. Sedekah sama sekali tida mengurangi harta
Itulah jaminan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam, bahwa beliau bersabda,
مَا نَقَصَتْ
صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
"Sedekah tidak akan mengurangi harta" (HR.
Muslim)
h. Dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, beliau
mengatakan,
ذكر لي أن الأعمال
تباهي، فتقول الصدقة: أنا أفضلكم
"Diceritakan kepadaku bahwa semua amal akan saling
dibanggakan. Kemudia amal sedekah mengatakan: 'Saya yang paling utama diantara
kalian'" (Shahih At-Targhib)
Hadis di atas hanya sebagian riwayat yang menunjukkan keajaiban
Sedekah. Masih banyak riwayat lain yang menyebutkan keajaiban Sedekah.
Mengingat demikian besar keutamaan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengizinkan umatnya untuk mengharapkan kenikmatan yang Allah
berikan kepada dua jenis manusia, salah satunya adalah orang yang Allah beri
harta, dan dia rajin bersedekah siang dan malam. (HR. Bukhari & Muslim).
Sedekah yang Paling Utama
Sedekah dengan banyak keutamaan di atas, tentu saja nilainya
bertingkat-tingkat sesuai keadaan ketika bersedekah. Berikut beberapa keadaan yang
menyebabkan sedekah kita nilainya lebih utama dari pada sedekah normal,
Pertama, sedekah secara rahasia
Merahasiakan sedekah akan lebih mendekati ikhlas. Karena itulah
nilainya lebih besar dibanding sedekah yang diketahui orang lain. Allah
berfirman,
إِن تُبْدُواْ
الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِىَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتؤْتُوهَا الفُقَرَاءِ فَهُوَ
خَيرٌ لَّكُمْ
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik
sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang
fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.." (QS.
Al-Baqarah: 271).
Kedua, sedekah ketika masih sehat, kuat, dan punya harapan hidup
lebih lama
Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada
seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
'Sedekah seperti apakah yang paling besar pahalanya?' beliau menjawab:
أَنْ تَصَدَّقَ
وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ، وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ
حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا
وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
"Engkau bersedekah ketika kamu masih sehat, rakus dengan
dunia, takut miskim, dan bercita-cita jadi orang kaya. Jangan tunda sedekah
sampai ruh berada di tenggorokan, kemudian kamu mengatakan: 'Untuk si A sekian,
si B sekian, padahal sudah menjadi milik orang lain (melalui warisan).' (HR.
Bukhari & Muslim)
Pada saat sehat, muda, umumnya manusia masih sangat butuh harta,
dan cinta harta dan kekayaan. Bersedekah pada kondisi tersebut akan membutuhkan
perjuangan yang lebih besar untuk melawan nafsunya, dibandingkan sedekah yang
dilakukan oleh orang yang tidak lagi punya harapan banyak dengan kehidupan
dunia karena sudah tua.
Ketiga, sedekah yang diberikan setelah menunaikan kewajiban
nafkah keluarga
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الصَّدَقَةِ
مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
"Sebaik-baik sedekah adalah harta sisa selain jatah nafkah
keluarga. Mulailah dari orang yang wajib kamu nafkahi." (HR.
Bukhari & Muslim)
Sedekah ini bernilai lebih baik, karena dilakukan tanpa
menelantarkan kewajibannya. Mengingat kaidah baku dalam syariat, amal wajib
lebih didahulukan dari pada amal sunah.
Keempat, sedekah pada saat krisis
Orang yang memiliki sedikit, namun dia berani bersedekah,
menunjukkan keseriusan dia dalam beramal, disamping sikap istiqamah yang dia
lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Satu dirham bisa mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat
bertanya, 'Bagaimana bia demikian'
كان لرجل درهمان
تصدق بأحدهما، وانطلق رجل إلى عرض ماله، فأخذ منه مائة ألف درهم فتصدق بها
"Ada orang yang memiliki 2 dirham, kemudian dia sedekahkan
satu dirham. Sementara itu ada orang yang memiliki banyak harta, kemudian dia
mengambil seratus ribu dirham untuk sedekah." (HR.
Nasai dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
Kelima, nafkah untuk keluarga
Barangkali banyak kepala keluarga yang belum terbayang, ternyata
nafkah yang kita berikan kepada kelurga sejatinya bisa bernilai pahala. Dengan
syarat, dilakukan dalam rangka mengharap pahala Allah. Nabishallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
الرجل إذا أنفق
النفقة على أهله يحتسبها كانت له صدقة
"Seseorang yang memberikan nafkah kepada keluarganya dengan
mengharap pahala dr Allah maka itu bernilai sedekah." (HR.
Bukhari & Muslim)
Bahkan nafkah keluarga yang diniatkan utk beribadah kepada
Allah, nilainya lebih besar dibandingkan yang disumbangkan untuk orang miskin.
Karena nafkah keluarga hukumnya wajib. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
أربعة دنانير: دينار
أعطيته مسكيناً، ودينار أعطيته في رقبةٍ، ودينار أنفقته في سبيل الله، ودينار
أنفقته على أهلك، أفضلها الدينار الذي أنفقته على أهلك
Ada 4 dinar: satu dinar kau berikan ke orang miskin, satu dinar
kau sumbangkan untuk pembebasan budak, satu dinar untuk jihad fi sabililllah,
dan satu dinar yang kau jadikan nafkah untuk keluarga, yang paling utama adalah
satu dinar yang kau nafkahkan untuk keluarga. (HR. Muslim)
Keenam, sedekah kepada kerabat
Sedekah ini lebih utama karena nilainya ganda: sedekah sekaligus
mempererat silatur rahim. Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصدقة على المسكين
صدقة، وهي على ذي الرحم اثنتان صدقة وصلة
Sedekah kepada orang miskin nilainya hanya sedekah. Sedekah
kepada kerabat nilainya dua: sedekah dan menyambung silaturrahim. (HR.
Ahmad, Nasai, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Semoga bermanfaat ^_^
0 comments:
Post a Comment